29. Agustus 2008 jam 08.00
wisuda08STTN, Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Yogyakarta telah menyelenggarakan Wisuda Program Diploma IV pada hari Kamis tanggal, 28 Agustus 2008 bertempat di Auditorium Kampus STTN-BATAN Jl. Babarsari Yogyakarta. Acara tersebut dihadiri Dr. Hudi Hastowo selaku Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Pejabat BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir), Para Pejabat di lingkungan BATAN, Pimpinan PEMDA DIY dan Jawa Tengah, Pimpinan Perguruan Tinggi, Pengusaha Industri Nuklir, Pengurus Alumni PATN/STTN-BATAN, Wali Wisudawan dan Undangan lain.
Dalam rapat Senat Terbuka kali ini selain Wisuda Sarjana Sains Terapan Bidang Teknologi Nuklir oleh Kepala BATAN juga Penyerahan Surat Ijin Bekerja Petugas Proteksi Radiasi (SIP-PPR)wisudaHH dari BAPETEN dan juga Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2008/2009 secara resmi. Adapun Wisuda Kali ini STTN berhasil meluluskan 57 (lima puluh tujuh) Sarjana Sains Terapan (SST) terdiri dari 14 orang dari Jurusan Teknokimia Nuklir dan 43 orang dari Jurusan Teknofisika Nuklir. Wisudawan Jurusan Teknokimia Nuklir terdiri dari 12 peserta program reguler dan 2 orang peserta ekstensi tugas belajar BATAN. Wisudawan dari Jurusan Teknofisika Nuklir berjumlh 43 orang yang terdiri dari 29 orang dari Program Studi Elektronika Instrumentasi, 26 orang peserta program reguler dan 3 peserta diantaranya Tugas Belajar BATAN yang terdiri atas 2 orang peserta program ekstensi, 1 orang peserta program reguler.Wisudawan Program Studi Elektromekanika berjumlah 14 orang terdiri 4 orang peserta program reguler dan 10 orang peserta program ekstensi tugas belajar. Dari 10 orang peserta tugas belajaar 2 orang dari BATAN dan 8 orang dikirim dari lingkungan PEMDA DIY dan Jawa Tengah. Dengan demikian wisudawan yang sudah berstatus PNS ada 14 orang dan yang berasal dari umum 43 orang.
Dari 57 wisudawan 10 diantaranya memperoleh Sebutan Dengan Pujian yang diberikan kepada lulusan yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif lebih dari 3,50, 4 orang dari Program Studi Teknokimia Nulir: Moh.Cecep Cepi Hikmat, Listia Noor Haryanti, Sofiati Purnami, Yulaida Mayasari, 2 orang Program Studi Elektronika Instrumentasi: Assef Firnanto Firmansyah, Andriyatama Lewotobi Amareko, 4 Orang Program Studi Elektromekanika : Bety Timorti, Kristina Purwantini, Bambang Giri Atmojo, Tuti Bumiasih ke empat orang terseut berasar dari Ekstensi Tugas Belajar PEMDA.
wisudaAllPerlu diketahui bahwa untuk memperoleh Sebutan Sarjana Sains Terapan dari STTN-BATAN, mahasiswa harus menempuh kurikulum sesuai dengan Program Studi yang diikuti mereka harus melaksanakan Tugas Akhir, Ujian Komprehensif sampai dinyatakan lulus, melaksanakan seminar dan memiliki Nilai TOEFL minimal 450.
Pada Kesempatan tersebut diserahkan beasiswa bagi mahasiswa yang berprestasi oleh Kepala BATAN dan penyerahan Surat Ijin Bekerja Proteksi Radiasi (SIB-PPR) dari BAPETEN secara simbolik, selain itu wisuda Sarjana Sains Terapan (SST) juga dilaksanakan penerimaan Mahasiswa baru tahun ajaran 2008/2009 melalui 2(dua) jenis sistem seleksi yaitu, Program Mahasiswa Umum dan Program Tugas Belajar. Program mahasiswa Umum dilakukan dengan 3 cara seleksi yaitu : Siswa Berprestasi, Ujian Masuk dan SPMB. Dengan demikian Julah Mahasiswa umum 75 orang ditambah Program Tugas Belajar dari BATAN 4 orang Tugas Belajar dari PEMDA 5 orang.
Wisuda Program Diploma IV STTN-BATAN 2008
melancong
Sekolah nasional bertaraf internasional
Ada 3 hal pokok yang dijadikan sebagai rencana strategis pendidikan menengah di Indonesia (Renstra Mendiknas 2005-2009), akses sekolah, sekolah berbasis keunggulan lokal dan sekolah nasional bertaraf internasional.
Program yang disebut belakangan menurut saya sangat ambisius dan sudah termakan habis oleh paham privatisasi pendidikan era neo liberalism. Saya melihat kebijakan itu tumpang tindih dan seakan dibuat tanpa analisa mendalam atau dibuat untuk sekedar memperbaiki nama baik di mata dunia, tapi tidak berefek apa-apa kepada kualitas pendidikan anak bangsa kebanyakan, tetapi hanya membuat kelompok elit baru dalam dunia pendidikan. Kebijakan ini sudah dituliskan pula dalam pasal pengelolaan pendidikan di UU Sisdiknas 2003. Sewaktu UU ini akan diberlakukan, protes banyak muncul tentang hal yang berkaitan dengan masalah pendidikan agama, tapi kita gagal mengkritisi masalah lain yang diungkap di dalamnya, termasuk SNBI.
Ketertinggalan pendidikan Indonesia dibandingkan negara-negara lain merupakan momok yang membuat wakil pemerintah tidak bisa berdiri tegak di forum-forum internasional. Oleh karenanya harus ada upaya mengharumkan nama bangsa melalui pendidikan. Dan itu sudah dicapai oleh anak-anak cemerlang yang berhasil meraih 13 medali emas dalam olimpiade sains dan math di tahun 2004. Tahun 2007, pemerintah mentargetkan harus memperoleh 20 medali emas. Suatu prestasi yang membanggakan memang, dan saya mendukung usaha Pak Yohannes Surya untuk menggali potensi anak-anak ini. Perkara mereka kemudian ditawari sekolah ke luar negeri adalah pembahasan yang lain.
Saya membedakan antara Sekolah Internasional (SI) dengan Sekolah Nasional Bertaraf Internasional (SNBI). SI adalah sekolah yang diperuntukkan untuk anak-anak asing yang mengikuti orang tuanya ke Indonesia. Sedangkan SNBI adalah sekolah untuk anak-anak Indonesia yang diselenggarakan dengan kurikulum lokal tapi bertaraf internasional. Maaf, definisinya agak kacau.
Tahun 2004 telah bermunculan sekolah-sekolah swasta yang mengadopsi kurikulum dari Singapura, Australia, Cambridge Univ, bahkan sebuah sekolah di Semarang mengadopsi kurikulum Turki. Seperti biasa karena levelnya international maka bahasa pengantarnya harus bahasa Inggris, dan SPP-nya harus dikalkulasi dengan dolar, rupiah sudah tidak laku di sini ! Guru-gurunya pun didatangkan khusus dari negara asalnya. Supaya tetap dapat diakui keberadaannya di negara RI, tentunya sekolah-sekolah ini harus menggunakan kurikulum nasional. Ya, menurut wakasek sebuah sekolah , mereka memang tetap mengacu kepada kurnas sekedar untuk meloloskan siswa di UAN, tetapi buku-buku, metode pembelajaran semuanya menjiplak dari negara asalnya. Target sekolah ini tentu saja orang tua yang menginginkan anaknya bersekolah ke luar negeri, yg menurut laporan ada sekitar 2500 anak yang ingin bersekolah ke luar negeri setiap tahunnya.
Pertanyaannya adalah apakah pemerintah menelorkan program SNBI sebagai alasan untuk menyaingi swasta untuk mengeruk keuntungan besar dari dunia pendidikan ? Ada pemeo yang mengatakan bahwa jika ingin mendadak kaya maka bangunlah sekolah. Atau pemerintah sebagaimana yg dinyatakan beberapa pejabatnya berupaya untuk mendidik anak-anak supaya mampu berkompetisi di dunia internasional ?
Jika demikian, apakah sekolah-sekolah nasional bermutu yang tersebar di setiap kota/daerah tidak mampu mencetak anak-anak yang mampu bersaing di luar ? SMA 8 Jakarta menunjukkan daftar universitas asing yang melamar siswa-siswa berprestasinya. Lulusan SMA 2 Madiun sebagian demikian pula, sudah dilamar sejak mereka belum lulus.
SNBI diawali dengan membuka kelas-kelas internasional, yang tentu saja dengan biaya masuk yang wah, plus SPP yang bikin kepala orang tua berdenyut-denyut. Tetapi bagi yang beruang lebih, ini bukan masalah, yang penting anak mendapat pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini kebanyakan orang tua di Indonesia sudah tergiring (sangat tergiring) kepada opini sekolah mahal=sekolah bermutu. Orang tua harus kembali ke sekolah, mereka harus belajar lagi untuk tidak mudah tergiring.
Kelas-kelas internasional itu sudah memecah belah antara yang kaya dan miskin. Bahwa ada efek psikologis dalam perkembangan anak antara yang belajar di kelas internasional dan kelas reguler, sekalipun diakui oleh kepala sekolah, mereka belajar dengan normal. Ya, anak-anak memang gemar belajar. Anak-anak Indonesia jika guru sudah datang, maka mereka akan duduk tenang mendengar, menyalin semua yang di papan. Mereka akan segera lupa atau malah tidak sempat berfikir apakah mereka kelas reguler atau internasional. Tapi status SNBI diberlakukan di semua jenjang pendidikan, sehingga kemungkinan akan ada SD bertaraf internasional. Saya yakin anak-anak SD lebih peka dengan pengkotak-kotakan ini.
Dengan dalih meningkatkan pamor daerah, pemerintah pusat sebenarnya menekan pemerintah daerah untuk menyisihkan budget daerah untuk pengembangan SNBI. Bukan tidak kecil dana yang dibutuhkan untuk ini, dan uang yang seharusnya bisa dipakai si miskin supaya bisa tetap bersekolah, dipakai untuk membiayai si kaya supaya bisa bersekolah mahal. Jadi mengapa saya katakan program SNBI kontradiksi dengan akses ke sekolah, pun tidak sejalan dengan sekolah berbasis keunggulan lokal.
Sekolah-sekolah internasional sebenarnya merupakan bentuk penjajahan baru negara-negara barat ke negara-negara berkembang. Dengan dalih menyetandarkan dengan mutu internasional, maka kita sudah dijajah dengan keharusan mengambil kurikulum mereka, mengundang guru2 mereka. Kepayahan semakin bertambah bagi guru-guru kita yang masih belum kelar juga disertifikasi.
Daripada menghamburkan dana dengan sekolah yang tidak memihak kepada rakyat banyak, lebih baik budget pendidikan dimanfaatkan untuk perbaikan mutu guru dan mutu pendidikan secara massal. Bukankah keberhasilan pendidikan menurut UNESCO, world bank, atau badan dunia yang lain, dinilai berdasarkan prestasi anak secara massal, bukan keberhasilan satu dua anak.
Jika alasannya untuk mengundang orang asing untuk mengakui sekolah tersebut dan mengirim anaknya bersekolah di situ, maka harus diingat masih banyak anak yang ingin bersekolah di Indonesia tapi tidak bisa karena keterbatasan dana. Jika bahasa Inggris menjadi kunci utama berkompetisi, maka tambahkan saja jam pelajaran baru dan ajarkan siswa supaya fasih berbahasa, bukan saja fasih menjawab soal-soal UAN. Tidak perlu membuka SNBI.
Jangan sampai terjajah lagi ! Orang (=bangsa) yang cerdas tidak akan terjebak untuk yang kedua kalinya.
Tentang Guitar
HOW TO BE A SIGNIFICANT GUITARISt
Sebetulnya, tidak ada tips and tricks mengenai hal ini. Industri musik adalah sama seperti industri lainnya yaitu BISNIS. Banyak sekali musisi yang tidak mengetahui akan hal ini hingga menyebabkan mereka gagal di industri keras ini. Ketika seseorang sudah berniat menjadi gitaris, mereka seolah meninggalkan semua pelajaran yang diajarkan di sekolahnya. Kebanyakan dari mereka sangat fokus ke skill dan melupakan dunia luar dan menjadi anti-sosial. Mengurung diri di kamar dan mengulik lagu selama berjam-jam itu sah saja tetapi biasanya tidak diimbangi dengan social networking sehingga ketika tiba saatnya keluar kamar dan memperlihatkan skill, mereka tidak tahu harus kemana.
Menurut saya, musisi itu harus bisa menjual diri…. ya, sell yourself, itulah yang dibutuhkan di industry ini agar orang notice bahwa anda adalah seorang gitaris berbakat yang bisa bermain sangat cepat. Oh, tetapi apa yang terjadi? Ketika anda sudah berada di luar kamar hasil berjam-jam mengulik lagu, anda mendapati bahwa sangat banyak sekali gitaris seperti anda, bahkan yang lebih cepat dari pada anda. Apa yang akan terjadi kemudian? Anda akan tenggelam diantara sekian banyak gitaris tersebut dan jangan harap bahwa anda akan dikenal dan menonjol karena anda hanya 1 dari sekian banyak gitaris yang bermain tipikal.
Apa yang akan anda lakukan?
Hhmm… mungkin memperbanyak referensi adalah salah satu hal yang bisa dilakukan. Bukalah pikiran anda dengan berbagai macam musik di dunia ini. Cobalah melihat dari sisi musik bukan skill. Nikmati saja musiknya, bukan image-nya, karena sekarang kita banyak sekali mendapati image musik itu lebih berpengaruh dari pada musiknya. Misalnya, anda tidak mau mendengar musik dangdut karena takut dibilang kampungan (maaf, ini hanya contoh saja). Disini, anda adalah korban dari pada kepicikan pikiran anda sendiri. Anda “melihat” musik bukan “mendengar” musik.
Hal berikutnya yang bisa anda lakukan mungkin adalah introspeksi diri sendiri. Cobalah anda berkaca sambil bermain gitar, lalu tanya pada diri sendiri “sebetulnya, style gue nih gimana sih?”. Bisa juga dengan menulis 10 kelebihan dan 10 kekurangan anda dalam bermain gitar. Disini akan terlihat sebetulnya, tipe gitaris seperti apa anda. Apakah anda sebetulnya hebat di tapping? Apakah anda jago sweeping? Apakah anda konstan dalam rhythm?
Dengan melihat kelebihan diri sendiri, anda akan menyadari bahwa anda adalah seseorang dengan beberapa kelebihan dan sebaiknya anda mulai semakin mendalami kelebihan ini dan tidak terlalu memikirkan kekurangan anda. Bahkan apabila mungkin, jadikan kekurangan anda ini sebagai kelebihan. Misalnya, anda ternyata sangat asyik bermain rhythm tetapi lemah dalam bermain lead. Manfaatkan rhythm anda itu menjadi kelebihan dengan memainkan beat dan tempo serta groove, lupakanlah mengisi lead gitar karena anda sucks… ya, anda payah bermain lead, jadi manfaatkanlah kelebihan rhythm anda.
Ingat, anda adalah produk. Suatu produk harus mempunyai USP (Unique Selling Point) untuk bisa mendapat attention diantara sekian banyak produk. USP itu didapatkan dari research. Ketika anda bergaul, anda sudah melakukan research. Anda akan semakin notice kalau anda mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki orang lain di dunia musik ini. So, lakukan research sebanyak mungkin dan akan lihat dimana anda bisa fit-in dan disitulah anda akan dikenal karena anda unik. Anda akan menjadi beda dari gitaris lain dan mempunyai karakter permainan sendiri.
loe tau gak sech...!!
Ini nih. Gw mau cerita. Kalian tahu tidak dengan kabupaten Musi Banyuasin. Kabupaten ini merupakan Kabupaten pertama di Indonesia yang menganggarkan APBD nya untuk pendidikan bagi selruh rakyat Musi BAnyuasin secara gratis. Atau dengan pengertian yang mudah, siapa saja yang bersekolah di KAbupaten ini maka dia tidak akan dikenakan biaya sekolah, buku-buku pelajaran gratis dan banyak lagi yang lain.
Misalnya di SMA N 2 Sekayu. Sekolah yang sedang menuju sekolah bertaraf internasional ini mendapatkan pendanaan dari Pemerintah setempat dengan tersedianya makan siang gratis bagi siswa disekolah. Hmmm... Tentu saja ini sangat enak bukan ? Tapi bukan hanya itu saja, disekolah ini terdapat RADIO Komunitas PERTAMA DI INDONESIA yang dikelola oleh anak-anak SMA. Wuih .... Betapa kerennya bukan ? dan yang paling penting nih, SMA N 2 ini memiliki Internet Cafe sebagai penunjang belajar siswa yang juga terbuka untuk Umum.
Jadi, KAbupaten MUsi Banyuasin yang dipimpin oleh Bupati Alex NOerdin ini merupakan salah satu kabupaten yang patut menjadi contoh. Dan kalian tahu tidak, bahwa minggu kemarin, 13 May 2007 Musi Banyuasin menyatakan berkomitmen tentang Pendidikan Untuk Semua dengan Seting Inklusif. Wah! Wah ! Benar-benar hebat bukan.!
"Dude! I love today's cut-throat corporate world so much!"
At first I interrupted "NO KIDDING?!" but just now I just shut up and started grinding my teeth. After all, he *is* my uncle and he kinda loves me...
Link of the day: Beer Troubles | Randomly generated by Flooble Instant Blog Post Generator
Sign by Danasoft - Layouts and Images
"Wow! Don't tell me you're into the coming decades too!"
At first I began yelling "OH MAN!" and then this morning I just suddenly got this dangerous look in my eyes. After all, she *is* my sister and all she cares about is my own good...
Link of the day: Joke Ratings | Randomly generated by Flooble Instant Blog Post Generator
0 komentar:
Posting Komentar